Minggu, 11 Februari 2024

Gangguan Penimbunan

Ibu saya ternyata adalah hoarder bipolar sementara anaknya mengidap obsessive compulsive disorder

Awalnya beliau ketiban titipan barang dari para anggota keluarga sampai puluhan tahun. Kebanyakan berbentuk buku dan album foto, tapi tidak mampu mengelolanya, hanya bisa menggusur pindahan ke sana kemari di loteng maupun bawah tanah tanpa sempat tersusun rapi. 

Palak dengan keadaan tersebut, lama-lama beliau sendiri yang menambah barang bekas dari loakan. Belanja sekali banyak murah meriah, satu dua yang diperbaiki menjadi layak pakai memang menggembirakan, padahal selebihnya nyaris tidak ada satu pun yang layak pakai. Mending kalau hanya pakaian, seolah-olah cukup dikarungi, ini yang dikoleksi balok kayu, meja kursi lemari yang segede gavan sharivan shaider menyempitkan ruang gerak sehari-hari. 

Tapi timbunan selanjutnya menjelma menjadi ukuran rumah. Beliau membongkar ruangan untuk diperbesar, bukan demi kenyamanan hidup, melainkan untuk merasakan kebanggaan menjadi mandor abal-abal. Bertahun-tahun beliau memelihara dan menggaji 4-6 orang tukang berkeahlian pas-pasan yang menurut saja tiap disuruh apa pun tanpa kemampuan berbagi pengalaman bahwa arahan beliau salah. Tahu-tahu kehabisan dana. Dengan demikian, semakin ada alasan untuk tidak mengemas barang berantakan yang telantar karena ruangannya belum tuntas direnovasi, hasilnya sekadar perluasan gudang tak terhingga. 

Suatu hari malah ada rumah yang setelah mangkrak empat lantai harus dilelang, diruntuhkan oleh pembelinya. Sungguh sia-sia.  

Begitu anak-anaknya berusaha membantu mengembalikan manfaat dari ruangan-ruangan tersebut, beliau merasa kewenangannya tercerabut. Kadang-kadang maklum manggut-manggut, tapi lebih sering melawan dan tidak mau mengaku salah dan mendengar masukan. Berhubung anak-anaknya telanjur terdidik untuk tidak mengiyakan yang enggak-enggak, yang terjadi adalah perdebatan tiada akhir, menguras tenaga dan pikiran. 

Ibu saya ternyata bercita-cita membuat penginapan untuk bisnis wisata yang dia khayalkan, tapi tidak mampu memulai secara terintegrasi dari awal sehingga belum ada pergerakan. Suatu hari kami sepakat menerima anak kos pertama, teman masa bayi saya dengan putrinya yang sudah SMA persiapan masuk kuliah. Dia kerja keliling mengelola distribusi kosmetik SA. Entah bagaimana terjebak tunggakan kredit yang berlebihan padahal seharusnya dibatasi berdasarkan slip gaji, sehingga potongan langsungnya tidak lagi manusiawi. Saat dia mohon izin untuk menunda pembayaran kos, Ibu saya langsung memintanya pindah dengan alasan keberatan membawa kucing. Padahal dia cukup bisa diandalkan untuk berberes-beres saat tamu ibu saya dari Asia Tenggara akhirnya mampir juga, sekali seumur hidup.  

Walhasil kosong lagilah kos-kosan itu menganggur selama setahun, sementara itu ibu saya kualat terdiagnosis mengidap kanker kelenjar getah bening. Saya yang awam pun mulai berusaha mengambil alih upaya menyiapkan kamar-kamar agar layak huni. Saya mencoba membuka laman berbagi kamar sebagai tuan rumah teladan, ternyata lokasi strategis membuatnya cukup laris juga. Namun, bentuk kamar-kamar pribadi tanpa kamar mandi dalam ternyata membuat bisnis penginapan tidak bisa selancar yang dikira, sehingga diputuskan untuk mencari yang aliran dana lebih terjamin, yakni kos-kosan. 

Belum lama berselang tibalah bencana pandemi. Bisnis penginapan tiarap dan rentan penularan, beruntung mulai ada beberapa kamar terisi untuk kos jangka panjang. Anak-anak kosnya juga karyawan semua, sehingga lebih nyaman bekerja di kosan daripada pulang kampung ke rumah masing-masing seperti mahasiswa-mahasiswa tetangga. 

Penghasilan yang mulai masuk ternyata masih perlu dikelola untuk melakukan renovasi dan membayarkan iuran seluruh rumah dan lahan, yang selama ini diabaikan oleh ibu saya sehingga sering terkena denda keterlambatan. Ibu saya sudah tidak dapat diandalkan untuk urusan ini, otaknya selalu melayang berloncatan ke sana kemari. 

Sementara itu, atap untuk pelebaran ruangan-ruangan rumah mulai menampakkan masalah, bocor lagi di sana-sini. Tidak ada perancangan yang direnungkan baik-baik dalam kegiatan pembangunannya, padahal sebagai arsitek interior yang lama kuliah merentang 13 tahun, seharusnya ada ilmu yang bisa diterapkan. Adik saya sebagai arsitek bersertifikat saja tidak diperhatikan gagasannya. Tapi ibu saya ternyata belum kapok bongkaran. Dihabiskannya lagi dana untuk merapikan plafon yang hanya menjadi penampung bocoran, memperluas kamar balkon dan dapur di bawah dak jemuran untuk hal yang sia-sia, sementara masalah yang ada belum ditangani. 

Letak dapur ini terlalu jauh dari kamar, dan perlu menempuh halaman penuh serangga untuk mencapainya. Akhirnya di hari-hari cuaca dingin, makanan dibawa ke kamar menjadikannya seperti kandang hewan. Tidak sekali dua kali, berkas-berkas penting akan ketumpahan kuah gulai ikan, komputer tersumbat kulit ari kacang. 

Terlalu banyak yang harus diperbaiki, sehingga urutan prioritas semakin kabur. Akhirnya apa yang tampak di depan mata saja diselesaikan satu per satu. Dan di antara puncak kesenewenan mengerjakannya, yang paling belum bisa diatasi adalah ledakan emosi ibu saya yang terkadang dipengaruhi kecemasan yang tidak-tidak. Suatu saat ada ular masuk disangkanya ada yang menenungkan sihir kepadanya. Semua orang dicurigainya punya niat buruk untuk menyakiti. Dan di antara itu ada pula anak-anaknya yang tidak habis pikir mengapa ibu mereka yang seharusnya beriman dan altruis, menjadi sedemikian materialistis dan paranoid begini. 

Sampai di titik keringat darah dan air mata penghabisan adalah, begitu mengetahui bahwa beliau telah meminjamkan uang ke mantan tukang-tukangnya dengan harapan akan terus bekerja dipotong gaji (yang tentu menjadi beban biaya berkesinambungan) tapi yang dipinjamkan ternyata sudah bukan modal sendiri melainkan merupakan hasil gadaian emas maupun kredit bank, sehingga bunga penebusannya ditanggung oleh ibu saya lagi. Intinya, semua rencana berberes buyar karena kami bokek sebokek-bokeknya. 

Mengubah pola pikir bahwa upaya pengelolaan ini bukan lagi untuk dinikmati bersama sebagai kebebasan finansial melainkan untuk menebus beban jerat utang riba, cukup menyakitkan dan perlu waktu. Ketidakpuasan dan kekecewaan yang timbul tenggelam, di titik ini mentok menjadi ketidakterimaan. Tidak boleh seperti ini terus. Tapi belum ada titik terang. 


Senin, 11 September 2023

Yogurt Persik cap Karbol Sereh

Walaupun kini harus ngesot berjarak lebih jauh ke @tokoorganisypbb mantan tetangga yang tadinya tinggal ngagulutuk mencapainya (cek IG saya akhir tahun lalu), saya masih berusaha konsisten menerapkan belanja sasabunan curah dengan wadah sendiri dari barang daur ulang 🚯♻️ 

Mungkin ini hanya pembenaran untuk tetap mengonsumsi bahan-bahan berbahaya yang jadi limbah cair, kalau dibilang zero waste belum sampai ke situ juga lah kali ya. Apalagi ada modus, ternyata kalau belanja di sini dapat bonus layanan jeprat-jepret oleh orang toko lalu dijadikan instastory dong 📸📱 

Nah demi menghemat waktu, saya memborong segala macam di galon/botol air mineral besar untuk kemudian dibagi-bagi lagi ke wadah bekas sabun atau bahkan bekas jus/soda yang lebih mini buat kosan putri, kosan putra, dan rumah ibu saya. Biasanya saya beri nama dengan stiker atau spidol, wadah yang tandanya copot atau terhapus saya tukar untuk pemakaian sendiri sebelum ditandai lagi 🔖🖍️ 

Tahu-tahu kemarin karbol sereh dimasukin ke kulkas dong sama ibu saya ... 

Secara yang terlihat label @bmc1928 

Pastilah disangka yogurt persik 🥛🍑

Sabtu, 13 Mei 2023

ZookMiz

Karyawisata Kepala Dusun Sukagaya Desa Konoha Negeri Wakanda beserta segenap jajaran keparat demi memperoleh kiat-kiat WTP

"Jalan menuju neraka tidak hanya diaspal, tetapi juga ditembok, diatap, dan dilengkapi perabotannya dengan niat baik"

@slugger96_official

Rabu, 11 Januari 2023

KangPisMan di Kosan

Sejak mengelola kos-kosan dan penginapan, saya memberlakukan peraturan pilah sampah yang wajib dipatuhi oleh semua penghuni dan tamu. Dari puluhan orang yang sudah lulus mengekos di sini, baru ada dua orang yang berani melanggar - dengan membuang sampah yang malas mereka pilah di lahan tetangga. Yang miris, salah satunya datang ke Bandung untuk magang dan merancang model bisnis di gerakan KangPisMan. Setelah saya hukum bukannya kapok dan introspeksi, malah sibuk berusaha kasih penilaian yang menjatuhkan reputasi kosan. Dasar anak zaman kekinian.  

Memang merepotkan, tapi mari kita penuhi tanggung jawab terhadap bumi 🌏♻️


PENGELOLAAN SAMPAH PRIBADI DI KOS SAUNG BAMBUMUDA


= Sampah makanan beli jadi 

PISAHKAN bungkus dari isi makanannya, keluarkan sisa sayuran, sambal, alas daun, dll DARI KANTONG PLASTIK/KOTAK KARDUSNYA 🍱🍽️ 

Sisihkan kotak/kantong yg bersih, cuci kotak/kantong kotor yg masih bisa dibersihkan. Buang hanya kotak/kantong yang sudah tidak dapat diselamatkan! 🎁🚿

Masukkan sisa makanan dan alas daun ke tempat sampah organik 🍕🍃

Jika tidak berminat menggunakan saos sambal merica, sendok garpu sumpit, ingatkan penjual/pengantar untuk tidak membekali pesanan dengan itu. Kalau masih telanjur dibawakan, jangan dibuang, taruh di rak dapur barangkali bermanfaat buat yang lain. 🍴🥢

Tusuk  sate, gelas plastik & sedotan dapat dimanfaatkan untuk alat menanam. Pisahkan dari sampah lain 🍡🍢🧋🥤

Kantong nonwoven semacam McD dirancang untuk daur ulang, jangan dikotori. Gunakan plastik sekali pakai untuk tempat sampah 🍟🍔

Sisa ayam/daging dapat diberikan kepada kucing asal tidak basi atau terlalu pedas 🍗🍖


= Sampah masakan

Minyak jelantah jangan dibuang di sink. Sediakan botol bekas untuk penampungan diberi label, pakai corong yang ada di gantungan sendok, kalau penuh ganti botol 🍾 

Kulit telur, kulit pisang, kulit kentang/ubi/empon2 taruh saja di pot kosong di belakang kulkas untuk pupuk instan 🥚🍌🥔🍠

kulit jeruk/lemon disuir-suir masukkan ke botol PET kosong untuk dipeuyeum dengan lerak dan molase sebagai disinfektan ekoenzim 🍊🍋

Kupasan sayur buah lainnya kumpulkan ke tempat sampah organik untuk dikubur jadi kompos 🍍🥭🥬🥦

Sebisa mungkin hindari belanja dengan keresek plastik, bawalah tas atau keranjang sendiri kalau ke swalayan, tolak jika disodorkan keresek oleh kasir walaupun dibilang diskon gratisan, atau pesan belanjaan daring yg melayani pengemasan bebas plastik 🚫🛒

Kotak/kantong

Kotak2 & kantong2 DILIPAT DITEKAN supaya tidak menggelembung menghabiskan ruang (baik yang kotor maupun yang bersih secara terpisah) 🥡💰

Kumpulkan bungkus plastik kotor yang sudah kosong dan tak dapat dicuci lagi ke dalam sebuah kantong plastik, bungkus kertas kotor/tisu ke dalam sebuah kantong kertas, dst. 🗑️🚮

Kantong plastik bersih jika masih utuh, lipat simpan di kolong dapur untuk digunakan kemudian. Jika sudah sobek/bolong, digulung/digunting padatkan masuk ke botol PET 🛍️🧼

Lipat kertas/kardus bersih dan rapikan di atas rak galon, Kertas/kardus kotor dicampur dengan sampah organik 🗞️📦 

Kalau sempat pisahkan juga dari selotipnya, buang selotip bekas sebagai plastik


Kaleng/botol kosong

Bersihkan dan kumpulkan di apartemen kucing di parkiran 🧴


Baju bekas 

Yang rusak digunting petak-petak untuk kain lap, yang masih utuh dikumpulkan di atas rak galon jika ada 👕👗👖


Alat sanitasi 

Buang pembalut, tisu, masker, korek kuping di tempat sampah depan kamar mandi. Kurangi penggunaan tisu, ganti dengan lap katun cuci pakai misalnya. Cobalah mulai beralih ke pembalut cuci ulang atau cari cara mengatasi datang bulan yg lebih ramah lingkungan 🧻😷


Untuk belanja bahan pangan organik bisa pesan di Warung Regasa (rereng suliga 1) juga satu belokan dari kosan, di seberang SD depan pos gojek. Telur, tempe, gula kelapa, pempek makanan olahan dll ada tiap hari. Sayur buah harus pesan sebelum Selasa sore untuk pengantaran tiap Kamis

Untuk menghemat sampah wadah, isi ulang sabun mandi/sabun cuci, gula, minyak dll bisa ke Toko Organis YPBB @tokoorganisypbb di Batik Uwit 1 Cikutra Baru 85B, hanya satu belokan dari kosan tapi karena pandemi harus lewat gerbang dekat SD https://instagram.com/tokoorganisypbb

Untuk keperluan sehari-hari ada warung kelontong Mang Udin di perempatan kedua, sebelum menyeberang ke Indomaret belok kanan

Sepatu dan sandal luar taruh di rak bawah jangan dibawa masuk. Masing-masing ambil satu slot rak sepatu yg kosong, sepanjang koridor dan kamar pakai sandal khusus dalam rumah. Untuk kamar mandi ganti dengan sandal khusus kamar mandi 🩴

Kalau sapu kamar dikumpulkan dengan pengki, langsung buang ke tempat sampah jangan ditinggal di koridor, jangan disapu ke taman/tangga 🧹

Sehabis mandi, cuci piring, atau cuci baju, bersihkan rambut/remah/debu masing-masing yang tersangkut di lubang air  🕳️🚰

Minggu, 30 Oktober 2022

Baca Komik Tibet

Ronde kedua belas (((detoks webtoon))) disela oleh berbagai peristiwa yang bikin senewen dari segala arah sepanjang Oktober. Namun, komik yang dibaca cukup istimewa, terjemahan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia oleh salah seorang tamu penginapan #SaungBambuMuda 👩🏽‍💻

Agak tersendat menamatkan dan mengulasnya karena buku ini masuk kategori 21+ tahun ke atas sementara saya masih mentok di usia 18 menuju 55 👶
Pemandangan Himalaya digambarkan dengan menakjubkan penuh pengalaman mistis tapi sepertinya isi cerita punya misi meruntuhkan cara pandang masyarakat Barat terhadap kesucian negeri di atas awan yang tercitrakan melalui komik "Tintin di Tibet" atau film "seven years in Tibet" 🏔️
Perempuan jelata diremehkan, diperas, dan dilecehkan oleh pejabat, pendeta, maupun sesama masyarakat walaupun ada kesan bahwa keimanan membuat mereka tetap hidup taat gembira 😇
Betapa berbagai masalah praktis dianggap dapat terurai hanya dengan membaca mantra jutaan kali, bukan bertindak secara langsung 📿
Kepatuhan terhadap dogma agama mengenai kekosongan, kefanaan, dan takdir, menjadi alasan para petingginya menyangkal kemajuan iptek 🤖
Menjadi bahan renungan bagaimana agama yang seharusnya memerdekakan setiap diri dengan tunduk cukup hanya kepada Yang Maha Esa bisa sangat mudah disalahgunakan menjadi alat penindasan dan eksploitasi oleh sistem dan oknum tertentu 🕉️
Sebagai catatan, ini karya orang Barat tentang Tibet, bukan ditulis oleh orang asli daerahnya, bukan pula persaksian pribadi tokoh Barat tentang perubahan cara pandang mereka yang awalnya tersepona pada citra kepolosan luhur kemudian tercerahkan pada kenyataan setelah berkecimpung di lapangan atau semacamnya. Jadi terasa hanya rekaan fiktif tidak otentik tidak dianggap serius ✒️
Entah kenapa juga penerbitan terjemahan ini mendapatkan subsidi pemerintah Belanda, apakah ada maksud politis tertentu?🧧

#bacakomik
#dirumahaja
#danboard
#danbogram
#danbography