Jumat, 14 Oktober 2005

Yamabushi Tengu ・「山伏天狗」

kuramatengukakugoKebetulan karena penasaran sama si Kaku di komik OP yang dicurigai akan berubah menjadi Tengu, dan sementara ini ceritanya diperkirakan belum bakal maju-maju (yahaha gak penting yah alasannya?), maka acara ngabuburbeurit girlsdayout kali ini diarahkan menjadi lintas alam ke Gunung Kurama 「鞍馬山」 di utara kota Kyoto, menyeret t-Widya yang dipaksa melajang sesaat.

Tengu, 「天狗」 artinya anjing angkasa, kosakata yang di Cina dipakai untuk menyebut bintang jatuh berekor, dalam pengertian bahasa Jepangnya malah sama sekali tidak berhubungan dengan anjing.
Tengu dianggap sebagai utusan dewa yang bertugas meredam kekuasaan manusia agar tidak merajalela dan mengendalikan dengan kekuatan angin, terbagi menjadi dua macam:

* Karasu Tengu 「鴉天狗」 yang berbentuk burung gagak, itu lho yang muncul di lakon bidadari merah. Bentuk ini terpengaruh oleh Garuda, burung ajaib dalam kisah-kisah Hindu.

* Dalam peringkat yang lebih tinggi ada Konoha Tengu 「木の葉天狗」 yang dikaitkan dengan dewa monyet Shinto, Sarudahiko, atau mungkin Hanuman putra Bayu (tapi Hanuman kan putih ya). Tengu yang satu ini saya kenal pertama kali dari dongeng anak-anak (tashikani satu buku dengan kisah momotaro dan tanuki bunbukuchagama) mengenai hidungnya yang memanjang melampaui gunung dan lembah demi mengendus-endus harum makanan, tapi di desa yang dilaluinya malah dipakai orang menggantung baju dengan jepitan, aw kasihan... Kisah kuno yang mendahului Pinocchio tuh.

Mereka ini sering digambarkan mengambil bentuk dan busana Yamabushi, 「山伏」 pertapa gunung. Hidung panjang, badan besar, wajah merah dan segenap keajaibannya, mungkin karena sebenarnya mereka adalah bangsa dari luar Jepang yang berperadaban lebih tinggi pada masa itu. Saya rasa kalau mulai terkenal sejak abad ketujuh, paling-paling orang India yang datang khusus menyebarkan agama Buddha atau sekedar terdampar ketika melarikan diri karena satu dan lain hal.
Di kemudian hari pada zaman Edo, kabarnya istilah Yamabushi Tengu dijadikan olok-olokan untuk bule Belanda yang diizinkan berdagang saat itu.


|.+.+#
|.i.|
#+...|
If I were a NetHack monster, I would be a tengu. I'm always in the right place at the right time, and am quick to avoid people that I'd rather not be with.
Which NetHack Monster Are You?


kuramayoshitsuneSebenarnya Tengu memang sedang kembali naik daun karena terbawa heboh taiga drama tahun ini, Yoshitsune 「義経」.
Saya sendiri belum menyempatkan diri mengikutinya, apakah di sana Tengu dimunculkan atau tidak, dan seperti apa, apalagi karena tokoh utamanya diperankan oleh si Takizawa Hideaki alias Tackey yang terlalu cantik sebagai seorang cowok... (sirik aw, para penggemar Tackey harap maklum <;^P).
Menurut eposnya, Ushiwakamaru 「牛若丸」 (nama masa kecil dari Minamoto no Yoshitsune) ini digembleng bela diri dan ilmu senjata oleh Soujoubou, 「僧正坊」 raja Tengu di gunung Kurama.
Maka pencarian Tengu ke Gunung Kurama pun dimulai...

kuramarailkuramakereta

Untuk mencapainya, ada jalur praktis kereta Eizan Dentetsu yang menghubungkan Demachiyanagi dengan Kurama, via Chayama tempat vila bambumuda, seharga 410 yen. Beberapa gerbong kereta memang ditujukan untuk wisata, dengan posisi tempat duduk yang menghadap ke jendela... Saat musim gugur, pemandangan di luar dimeriahkan oleh warna-warni momiji.
Turun dari stasiun, kami langsung disambut sederet replika lukisan, dan wajah merah Yamabushi Tengu, yang saking besarnya butuh kawat besi untuk menahan hidung agar tak patah...

kuramaukiyoe

Memasuki gerbang kuil Kurama, ada beberapa jalur hiking yang bisa dilalui. Kalau rajin bisa meniti jejak para pujangga melalui jalur berliku yang sering diumpamakan dalam puisi, melalui Yuki Jinja, sebuah karya seni modern dan sebuah tugu Yoshitsune,
sedangkan kalau malas boleh mengambil jalan pintas dengan kereta kabel bertiket seharga 200 yen langsung mencapai pagoda.
Untuk menikmati keseluruhan kompleks, perlulah mengalokasikan waktu minimal sekitar 3 jam jalan kaki.

Beberapa langkah melalui hutan lagi, kami mencapai bangunan utama kuil, yang setiap tanggal 14 Oktober diadakan upacara memperingati berdirinya sekte shingon yang dianut di sini. Berbagai dekorasi berlambang kipas sang Tengu dapat diamati di sekitar.

kuramawidyakuramabangsal

Ke belakang kuil ada jalur menuju puncak gunung, melalui sebuah musium alam yang musim ini menggelar juga pameran mengenai Yoshitsune, pondok tempat seorang pengarang perempuan merenung kan karyanya, dan beberapa tempat kenangan Ushiwakamaru lagi: bekas tempat pertapaan, tempat minum, tempat latihannya...

kuramahikinkuramasugi

Jalur bercabang ketika mendekati puncak. Kali ini, kami memilih jalur yang terkenal dengan akar berpilin pohon Sugi yang menghiasi jalan setapak.

kuramamaousonMengamati suasana sekitar, rasanya sih setiap saat Tengu bisa saja muncul.
"Tengu sama, orite kite kudasaaaai!"
Di penghujung jalan ini, ada lagi sebuah kuil mengenang turunnya Maooson 「魔王孫」 duapuluhribuan tahun yang lalu menumpang meteorit, yang kemudian dikalahkan oleh pahlawan setempat menurut kepercayaan sekte di sini. Maooson itu, uhm, raja iblis???
Piccolo dong, heuheuheu.

Keluar dari jalur gerak jalan, kita akan mencapai gerbang Kibune Jinja yang terkenal dengan deretan lenteranya yang dinyalakan setiap malam musim gugur. Untuk pulang, kita bisa menyusuri pinggir sungai atau naik beus di tempat parkir beberapa langkah dari sana, ke stasiun Kibuneguchi (satu stop di bawah stasiun Kurama).

Gunung Kurama juga terkenal dengan festival Api 「鞍馬の火祭り」 setiap tanggal 22 Oktober yang saya liput tahun lalu. Lalu ada onsen, mata air tempat pemandian yang cukup terkenal tapi agak kotor kabarnya sih. Setiap bulan Juni bahkan ada upacara penghancuran batangan bambu yang dianggap sebagai simbol ular dan kejahatan (wah, gak rela!). Di musim panas ada hidangan nagashisoumen, mi dingin yang dialirkan di talang bambu, tapi sayangnya karena selalu hiking ke sini di musim gugur atau bulan ramadhan, saya sendiri belum pernah coba ataupun mempertanyakan kehalalannya.
Uhm, pokoknya enak deh main ke Kurama. Sejuk, udaranya segar, sehat, nyaman untuk olahraga. Selamat mengikuti jejak kami.

Catatan tambahan:
Minamoto no Yoshitsune adalah tokoh sejarah paling selebritis di Jepang karena hidupnya yang singkat dan tragis dan kejeniusannya dalam ilmu perang (yang kabarnya diperoleh dari gemblengan sang Tengu itu), sehingga tak bosan-bosan ditampilkan dalam berbagai karya seni lukis, patung dan sandiwara panggung dari masa ke masa.
Taiga drama kali ini merupakan versi yang kedua setelah pernah ditampilkan juga secara hitam-putih di NHK selama tahun 1966. Selain itu beliau bahkan muncul di game PS2 dan Animatrix.
Beberapa episode penting yang sering diagungkan berkaitan dengan Musashibou Benkei, prajurit pendeta yang berhasil dikalahkannya hanya dengan sebatang seruling di jembatan Gojou Kyoto.
Sejak saat itu Benkei tunduk dan menjadi pendamping setianya sampai ketika terkepung tentara yang dikirim abangnya sendiri, demi memberi kesempatan majikannya melakukan seppuku alias harakiri daripada menanggung malu tertangkap, sang Benkei menjaga pintu dengan tegar sampai mati berdiri (penjelasan ilmiah dari peristiwa ini pernah dibahas dalam salah satu episode Detektif Conan).
Namun tidak ada bukti sejarah yang mantap mengenai apakah Yoshitsune tertangkap atau melakukan seppuku, bahkan ada versi yang menganggap beliau berhasil melarikan diri ke Mongolia dan menjadi Jenghis Khan!
Beberapa orang lebih menyukai figur sang lawan yaitu Minamoto no Yoshinaka, saudara sepupu yang digempur di Shiga ketika melawan kekuasaan abangnya, karena romantisme selir tercinta Yoshinaka, yaitu Tomoe Gozen yang menemani sehidup semati sampai gugur di medan pertempuran. Ia nyaris merupakan satu-satunya samurai perempuan yang tercantum dalam sejarah masa itu.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

wah..wah...saya sudah sering rutin nengok blog ini..jujur saya maniak sekali kebudayaan jepang...bukan manga, iri..iri...salam kenall...informasinya berguna banget....

cikubembem mengatakan...

wah tenguuuuuuuu :P
tengu itu nama team tari di sekolahku. dulu ikutan meski cuma bentar. lumayan sih sempat nari juga di festival. trus seragam kita tu termasuk topeng yg itu tu... yg merah jelek itu hihihi. kadang ak khawatir kl hidungnya bakal copot :P
cuma gara2 nama timnya tengu trus dalam seragamnya tu include si topeng itu. mending kl dipake di wajah... lha cuma disampirkan di leher gitu lho... bener2 yaku ni tatanai kekeke

btw... mbak tahu banyak bgt sih ttg kebudayaan jepang. ak ga donk blassss

Anonim mengatakan...

Hi...
Akhirnya ada juga orang yang pernah ngebahas tentang tengu.Susahnya minta ampun cari informasi tentang tengu.Benernya saya lagi mo bikin skripsi tentang tengu.Kenapa ada yang bilang tengu tuh dewa ada juga yang bilang setan.Please deh..tolongin kalo ada yang punya info tentang pertanyaan itu.Thanks banget...:>

Anonim mengatakan...

aq dah ketmu jemb.gojou hehehe... mo ambil fotonya benkei ama yo****sune malah dimarah ama PakDe..kkk kacian deh gw.. cb deh baca yo****sune shanao ..

lord_fajar@hotmail.com